Idulfitri selalu menjadi momen istimewa bagi para perantau dan diaspora Ponorogo. Momen satu tahun sekali ini menjadi kesempatan emas untuk bertemu keluarga dan rekan di tanah asal.
Tidak kalah penting, menguatkan jejaring dengan para diaspora dan perantau lain, bagaimana ikut terlibat dalam memajukan Kota Reog.
Tujuan tersebut coba dielaborasi melalui halal bihalal yang digelar Pawargo (Paguyuban Warga Ponorogo) di Pringgitan Rumah Dinas Bupati Ponorogo, Jum’at (12/4/2024).
Para diaspora dan perantau dari berbagai daerah berkumpul. Ada nama seperti Ketua umum Pawargo, Susiwijono Moegiarso yang juga menjabat sebagai Sesmenko Bidang Perekonomian. Kemudian Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi, Dirjen Pembangunan Desa dan Perdesaan Sugito, dan anggota Pawargo lainnya.
“Pawargo terus berupaya mengumpulkan semua potensi yang kami miliki anggota Pawargo dari berbagai daerah, dan dengan potensi itu bagaimana ikut membangun Ponorogo,” ujar Susiwijono Moegiarso.
Keinginan kuat turut membangun Ponorogo, disambut gembira oleh Kang Bupati Sugiri Sancoko dan Wakil Bupati Bunda Lisdyarita.
Dikatakan Kang Bupati letak Kabupaten Ponorogo yang “terjepit” menjadi tantangan dalam upaya menaikkan kelas Bumi Reog. Penting untuk memilih peluru yang tepat untuk melakukannya.
Potensi budaya dan alam, jelasnya, dijadikan Pemkab Ponorogo sebagai ujung tombak pembangunan.
Di sinilah peran dari berbagai pihak, termasuk para diaspora dan perantau, untuk bersama-sama mengembangkannya.
“Ponorogo jauh dari jalur logistik dan ketika diarahkan menjadi kota industri tidak cocok. Namun kita punya potensi budaya dan alam yang luar biasa, kami coba mengangkat itu. Kami mohon bantuannya dari Panjenengan untuk cawe-cawe membangun Ponorogo, dengan apapun itu,” ucap Kang Bupati.