Potret Ponorogo sebagai kota budaya dan santri benar-benar akan diterjemahkan oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam perayaan Grebeg Suro dan Hari Jadi Kabupaten Ponorogo ke-526. Karakter budaya dan santri akan dipadukan secara harmonis pada 49 event yang digelar.
“Kami ingin mengusung tema, kita ini dilahirkan dari kota budaya yang punya kekhasan santri. Semua program, semua kegiatan, semua panggung, semua penyaji tidak boleh keluar dari gendongan konteks budaya dan santri,” ungkap Kang Bupati ketika ditemus selepas rapat besar panitia Grebeg Suro dan Hari Jadi Ponorogo.
Selain itu, Kang Bupati ingin Grebeg Suro dan Hari Jadi Ponorogo ke-526 dijadikan momentum kebangkitan Ponorogo, baik dari kebudayaan, wisata, sampai ekonomi. Karena itu, Pemkab mewadahi semua potensi yang ada.
“Potensi apapun di Ponorogo harus diberi wadah untuk bergeliat. Hobi, seniman, budayawan apa saja di Ponorogo yang menjadi potensi tambang ekonomi kerakyatan kita rangkai menjadi kekuatan untuk menunjukkan Ponorogo kota adiluhung, Ponorogo kental budaya santri. Grebeg Suro kita implementasikan mimpi besar kita bersama-sama,” ungkap Kang Bupati.
Lebih lanjut, Kang Bupati mengungkapkan cita-cita serta akar budaya dan santri inilah dijadikan dasar dalam memilih tagline ” Bergandeng Erat, Bergerak Cepat, Ponorogo Hebat” dan Logo Grebeg Suro.
“Bergandeng erat simbol bersinergi semua unsur. Bergerak cepat kita tidak boleh letoy, kita harus bergerak cepat karena kalau kalah cepat kita akan kalah,” ungkap Kang Bupati terkait tagline.
“Tungku api yang bentuknya seperti siluet Reog melambangkan kita dalam semangat tinggi on fire untuk membangun peradaban budaya kita. Di bawahnya ada jabat erat lambang bersinergi erat semua unsur tidak terkecuali,” ungkap Kang Bupati terkait logo.