Cegah Stunting Balita Ponorogo, Bunda Lisdyarita : Kita Mulai dari Calon Pengantin

Untuk melahirkan generasi sehat dan berkualitas, Pemerintah Kabupaten Ponorogo terus bekerja keras mencegah dan menangani kasus stunting di wilayah Kota Reog. Upaya pencegahan ini bahkan sudah dimulai ketika calon ibu bayi akan menikah.

Hal ini disampaikan Bunda Lisdyarita ketika merespon target dari Pemerintah Indonesia untuk menurunkan kasus stunting di angka 14 persen pada tahun 2024 yang disampaikan Presiden Jokowi pada Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional 2022, Kamis (7/7/2022). Pada kegiatan yang dipusatkan di Kota Medan Sumatra Utara ini, Bunda Lisdyarita mengikutinya secara virtual dari Gedung Pusdalops Ponorogo.

Di Ponorogo sendiri dijelaskan Bunda Lisdyarita, berdasarkan hasil survei status gizi balita tahun 2021 kasus stunting di angka 20%. Sedangkan berdasarkan hasil survei bulan timbang kasus stunting balita Ponorogo berada di angka 14,9%. Di mana angka ini lebih bagus dari angka rata-rata kasus stunting di Indonesia dan Jawa Timur.

“Kita masih di angka 20% ada penurunan dari tahun kemarin. Kalau di bulan timbang kita di angka 14,9%. Insyaallah pelan-pelan kita tangani. Yang pertama kita mulai dari calon pengantin, sama ibu mengandung. Dibantu ibu PKK, insyallah angka stunting di Ponorogo juga akan menurun sehingga masyarakat Ponorogo pasti ke depan pelan-pelan terbebas dari stunting,” ujar Bunda Lisdyarita.

Pencegahan stunting balita pada calon ibu bayi ini dijelaskan lebih lanjut oleh Kepala Dinas PP dan KB Ponorogo Harjono melalui sosialisasi dan pendampingan sejak pra nikah. Di mana Kabupaten Ponorogo saat ini memiliki 731 pendamping. Selain itu, Dinas PP dan KB bekerja sama dengan Kementrian Agama Ponorogo, Kantor Urusan Agama (KUA), dan mudin.

Selain itu, pencegahan juga dilakukan dengan penggunaan aplikasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Hamil) untuk calon pengantin, ibu hamil dan pasca bersalin. Elsimil berguna untuk mengetahui 4 variabel penting yakni umur, status gizi, perilaku merokok dan berat badan.

“Mereka akan mendampingi calon pengantin yang pertama, di aplikasi Elsimil disitu ada 4 variabel yang ditanyakan yakni umur, status gizi, perilaku merokok, dan berat badan. Kalau dari empat empatnya ideal berarti di aplikasi Elsimil ada warna hijau semua, tapi kalau ada merah berarti itu ada resiko. Nah, nanti di situ sudah dapat sertifikat masing-masing calon pengantin. Sertifikatnya adalah siap nikah dan siap hamil,” ungkap Harjono.

Bagikan