Bertajuk “Lomba Seni Suara Alam” burung perkutut dari berbagai daerah diadu suara indahnya, Minggu (9/7/2023) di Lapangan Pengda Ponorogo. Suasana yang awalnya tenang, lekas riuh dengan kicauan burung perkutut ketika sangkar digantungkan di gantangan. Bagaimana tidak riuh, ada 206 ekor burung yang berkicau secara bersamaan.
Ahmad Suyudi, ketua Pengurus Daerah Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia (Pengda – P3SI) Ponorogo, menuturkan 206 ekor burung tersebut terbagi dalam 3 kategori, yakni piyek junior ( umur di bawah 5 bulan), junior (antara 5 – 8 bulan) dan dewasa (di atas 8 bulan).
Lanjut Suyudi, setiap burung akan dinilainya kualitas kicauannya dengan lima kriteria. Yakni suara dasar, suara depan, suara tengah, suara ujung, dan irama. Dari lima kriteria tersebut, akan dipilih 15 terbaik dari masing-masing kategori.
“Lima kriteria suara tersebut akan dinilai masing-masing kualitasnya. Poin terbanyak akan menjadi pemenangnya,” ucap Suyudi.
Sementara itu, Kang Bupati Sugiri yang membuka lomba seni suara alam itu, menuturkan grebeg suro didorong Pemkab menggerak semua sektor yang berpotensi menjadi penggerak ekonomi di Kota Reog. Dinilainya hobi dan lomba burung berkicau memiliki potensi menjadi penggerak itu.
Ia menjabarkan, dari hobi dan lomba ini ada banyak turunan ekonomi yang bisa dimaksimalkan. Mulai dari peternak burung, pengrajin sangkar dan gantangan, penjual pakan, hingga jasa merawat burung. Karena itulah, dengan semakin maraknya lomba berkicau sektor ekonomi akan semakin berkembang dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Turunan dari burung berkicau itu luar biasa banyaknya, penjual pakan, pembuat sangkar, pembuat gantangan, dan masih banyak lagi. Semoga semakin berkembang dan tahun depan dibuat lebih besar lagi,” ungkapnya.