Rabu, (12/7/23), Wabup Bunda Lisdyarita meresmikan penangkaran merak hijau di Desa Galak Kecamatan Slahung Ponorogo. Penangkaran milik Rian Priya Handoko anggota dari Pelestari Burung Indonesia (PBI) Ponorogo itu, memiliki 5 ekor merak hijau.
Rian bercerita bahwa awal mula ia melakukan penangkaran merak karena kekagumannya akan keindahan bulu merak. Izin penangkaran hewan dilindungi itu pun sudah ia miliki dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur.
“Saya senang ketika lihat burung merak pas mekrok itu kan bagus sekali, nah saya kepikiran memeliharanya. Ternyata saat saya pelihara harus ada izin-izin yang dipenuhi. Saya dibantu BKSDA bagaimana menangkar ini dan sebagainya,” ungkapnya.
Ke depan, ia berharap, hadirnya penangkaran ini dapat bermanfaat bagi masyarakat salah satunya menjadi wisata edukasi bagi anak-anak sekolah.
“Rencananya kalau penangkaran ini sudah berkembang banyak, nanti mungkin bisa menjadi wisata edukasi anak-anak sekolah,” ungkap Rian.
Wabup Bunda Lisdyarita pun memberikan apresiasi atas usaha Rian dalam menangkarkan burung merak hijau tersebut. Pasalnya, selain dapat melestarikan populasi merak juga dapat mendukung pengembangan budaya Ponorogo, utamanya reog.
“Hari ini merak itu kita butuh untuk pelestarian dan budaya juga. Kita membutuhkan bahan baku reog dari bulu merak,” ujarnya.
Lanjut Bunda, banyak orang berpikir bahwa untuk bahan baku Reog berasal dari bulu merak hidup yang dicabuti secara sembarangan yang mengakibatkan populasi merak terancam.
Namun sebenarnya tidak demikian, bulu merak yang digunakan untuk reog adalah bulu merak yang rontok secara alami. Dalam siklus tahunannya, terangnya, bulu merak akan rontok ketika musim kawin telah selesai.
“Dulu orang berfikir kita pakai reog itu, bulu-bulu merak kesannya dicabuti. Padahal sebenarnya nunggu merak itu birahi dia akan rontok sendiri. Nah, itu yang diambil buat reog,” tambah Bunda Lisdyarita.
Bunda Lisdyarita berharap penangkaran tersebut semakin berkembang dan menjadi motivasi agar semakin banyak penangkaran merak di Ponorogo.
“Semoga ini tambah berkembang juga untuk melestarikan kebudayaan dan habitat merak sendiri,”. tambahnya.