Berkontribusi besar terhadap ketahanan pangan nasional, Kabupaten Ponorogo terpilih menjadi salah satu lokus “Panen Padi Nusantara 1 Juta Hektar” se-Indonesia. Panen raya serentak tersebut dilakukan secara simbolis oleh Sekretaris Daerah Agus Pramono bersama Ditjen Tanaman Pangan Kementrian Pertanian dan Kepala Dispertahankan Ponorogo di Persawahan Desa Turi Kecamatan Jetis, Jum’at (10/3/23).
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispertahankan) Ponorogo Masun mengatakan bahwa terpilihnya Ponorogo sebagai salah satu dari 10 kabupaten/kota se-Jawa Timur pada Panen Padi Nusantara ini, karena memiliki luasan sawah dan produktifitas padi yang tinggi. Pada Bulan Maret 2023, Ponorogo memiliki luasan siap panen padi sebesar 21.834 ha.
“Di Jawa Timur ada 10 kabupaten yang masuk Panen Padi Nusantara ini dipilih berdasarkan luasan panen. Kita posisinya, Bulan Maret ini nomer 7 se-Jatim dengan luasan 21.834 ha. Itu kurang lebih hampir 30% dari luasan total di Ponorogo yang akan dipanen selama setahun,” ujarnya.
Lanjutnya, produktivitas panen di Ponorogo tersebut masih bisa ditingkatkan. Yakni dengan upaya agroinput yang bagus, ketersediaan pupuk yang tercukupi, serta kualitas benih yang baik.
“Produksi pertanahan akan bagus, ketika agro inputnya bagus. Salah satu agro input adalah pupuk. Ketika pupuk tercukupi, air tercukupi benihnya bagus dan terkendalikan, iklimnya bagus maka otomatis akan ada peningkatan produksi,” jelas Masun.
Selain agroinput yang baik, program sumur dalam yang dicanangkan Kang Bupati Sugiri, juga mampu mendorong peningkatan produtivitas padi. Agus Pramono mengatakan bahwa sumur dalam yang dibangun setiap 20 ha sawah tersebut mampu mengairi padi hingga 20 hari. Dari target 250 pembangunan sumur dalam hingga 2024, kini sudah 115 unit yang selesai dikerjakan.
“Pak bupati juga dalam rangka memperluas area sawah yang setahun biasanya panen 2 kali beliau berupaya 3 kali dengan cara setiap 20 ha dibuka sumur dalam,” ungkap Sekda Agus Pramono.