Bonus demografi tidak lama lagi dihadapi Indonesia. Bak pisau bermata dua, dominasi penduduk dengan usia produktif itu menjadi modal penting Indonesia menghadapi persaingan global. Namun ancaman meningkatnya angka pengangguran bakal dihadapi jika bonus demografi tersebut tidak dikelola dengan baik.
Hal tersebut ditekankan Kang Bupati Sugiri Sancoko ketika pembicara pada Talkshow Gen-Z dengan tema “Hadapi Bonus Demografi : Generasi Harus Apa dan Bagaimana” di Graha Watoe Dhakon IAIN Ponorogo, Selasa (26/9/23).
“Dipredikisi 2030 -2040 jumlah tenaga produktif di Indonesia hampir kisaran 63%. Ini PR kita yang dahsyat, kami perlu menyiapkan banyak hal itu dalam rangka menghadapi bonus demografi,” ungkapnya.
Di sinilah pentingnya generasi muda mempersiapkan diri dengan baik. Pengetahuan, skill, karakter petarung, dan moral dikatakan Kang Bupati harus dimiliki generasi muda.
“Harus menjadi generasi yang berkualitas. Tidak hanya punya ijazah, tapi spirit yang baik, akhlak dan etika yang baik. Dengan itu Ponorogo akan siap menghadapi bonus demografi,” tambahnya.
Modal itulah, lanjutnya, bisa dimanfaatkan untuk menggali setiap potensi yang dimiliki Ponorogo. Meski Kota Reog bukanlah kota industri, namun dengan potensi alam dan budaya, diyakininya mampu dimaksimalkan untuk memajukan ekonomi Ponorogo.
“Yang paling nendang persoalan ekosistem dan pertumbuhan ekonomi hari ini adalah wisata. Saya juga mencoba mengulik warisan leluhur Reog Ponorogo. Reog itu ditonton saja tidak cukup, untuk mendampingi percepatan kota, Reog kita jadikan monumen di Sampung. Lalu, Ngebel dan UMKM kita siapkan inovasi. Dengan itu, kita dapat menjadikan bonus demografi bukan bencana tapi manfaatnya,” jelasnya.
Sebagai informasi, Talkshow Gen Z yang digelar DEMA tersebut turut menghadirkan 3 narasumber yang telah kompeten dibidangnya. Ada Romzi Ahmad Pegiat Literasi Digital dan Asisten Staf Khusus Presiden RI, Dessy P. Fabella Direktur Utama PT. Hemas Buana Indonesia dan Ketua HIPMI serta Miftahul Huda Wakil Rektor 3 IAIN Ponorogo.