Pada benda pusaka ada ilmu pengetahuan, seni, budaya, dan pesan agung dari leluhur. Pesan itulah diharapkan Kang Bupati Sugiri Sancoko bisa disampaikan ketika ada pameran benda pusaka. Sehingga dapat menghapus anggapan dari sebagian orang bahwa pusaka itu barang klenik.
Seperti yang diharapkannya pada pameran – bursa pusaka & batu mulia yang digelar Lesbumi (Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia) PCNU Ponorogo dalam rangka memperingati hari santri, 25 – 27 Oktober 2023, di Ponpes Al-Mutawakil, Jenangan, Ponorogo.
Tidak hanya pusaka dan batu mulia, dipamerkan juga potret peninggalan masa lampau Ponorogo dari era pra sejarah hingga era Wengker hasil penelurusan pegiat literasi dan budaya Lesbumi PCNU Ponorogo.
“Tugas kita menjelaskan kepada generasi muda bahwa keris itu di sana mengandung ilmu pengetahuan, budaya, dan doa dan tidak dipahami satu sisi saja,” ucap Kang Bupati ketika membuka pameran, Rabu (25/10/2023).
Dengan pemahaman yang benar Kang Bupati Sugiri Sancoko berharap semakin banyak generasi muda tergerak ikut melestarikan budaya leluhur itu.
Jika terwujud, tidak hanya lestari, ia yakin dari benda pusaka bakal muncul banyak turunan ekonomi kreatif yang tidak bisa dianggap remeh.
“Di keris ini ada banyak turunan ekonomi dan profesi, ada empu, penjamas, kurator, pembuat warongko, dan masih banyak lagi potensinya yang bisa kita olah,” jelasnya.
Untuk mendukung keinginan Kang Bupati itu, Ketua Lesbumi PCNU Ponorogo, Ahmad Sauji mengatakan, selain pameran – bursa pusaka & batu mulai, Lesbumi bakal mengadakan sarasehan budaya, (27/10/2023). Untuk mewedar semua hal terkait dengan pusaka, utamanya keris.
“Tanggal 27, pada hari terakhir pameran ada sarasehan budaya,” ucap Ahmad Sauji.