Kang Bupati Sugiri Sancoko memaparkan secara gamblang 8 aksi konvergensi dan inovasi-inovasi yang dilakukan oleh Pemkab Ponorogo dalam upaya menurunkan stunting di Kota Reog, Rabu (24/8/2022). Paparan dalam rangka Penilaian Aksi Konvergensi Penurunan Stunting ini Kang Bupati sampaikan secara virtual dari Kantor Kecamatan Pulung kepada tim panelis dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur.
Pertama, dimulai dari pelaksanaan analisis situasi, Kang Bupati menyampaikan langkah ini menghasilkan keputusan penetapan 15 desa yang memiliki angka kasus stunting tinggi menjadi lokasi fokus intervensi. Kedua, penyusunan rencana kegiatan yang menghasilkan pemetaan program dan kegiatan perangkat daerah untuk peningkatan cakupan dan intervensi gizi baik spesifik maupun sensitive pada tahun berjalan dan/atau tahun berikutnya. Di mana ditetapkan ada 17 program kegiatan di tahun 2021 dan 13 program di tahun 2022.
Ketiga, pelaksanaan rembug stunting dengan dihasilkannya komitmen bersama antara Bupati, Wakil Bupati, DPRD, Kodim, Polres, Perangkat Daerah, Tim Penggerak PKK dan Forum Kabupaten Ponorogo Sehatserta ditetapkannya rencana kegiatan intervensi penurunan stunting tahun 2022.
Keempat, pelaksanaan regulasi menghasilkan Peraturan Bupati No. 142 Tahun 2020 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2021. Di mana dijelaskan sebagai salah satu program prioritas nasional, desa diberi kewenangan menggunakan dana desa untuk pengelolaan advokasi konvergensi pencegahan stunting menggunakan aplikasi eHDW, pemberian insentif Kader Pembangunan Manusia (KPM), kader posyandu dan pendidik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD, tindakan promotif dan preventif untuk pencegahan stunting melalui rumah desa sehat, memberikan layanan peningkatan layanan kesehatan, peningkatan gizi dan pengasuhan anak melalui berbagai kegiatan.
Kelima, mengangkat dan membina 257 Kader Pembangunan Manusia (KPM) di 281 Desa. Keenam, pelaksanaan Sistem Manajemen Data dilakukan melalui pemetaan dengan sistem data yang dimiliki perangkat daerah, updating dan pemetaan kondisi data sebaran stunting dan capaian Intervensi.
Ketujuh, pelaksanaan pengukuran dan publikasi stunting menghasilkan data prevalensi stunting balita umur 0-59, tren prevalensi stunting berdasarkan SSGI, faktor determinan balita stunting, cakupan imunisasi dasar lengkap, cakupan ibu hamil mendapatkan tablet tambah darah, data ibu hamil kekurangan energi kronis, serta data stunting desa lokus. Terakhir, pelaksanaan review kinerja tahunan menghasilkan kesimpulan bahwa sebagian besar kegiatan dapat terealisasi dengan serapan anggaran lebih dari 95%.
Selain pelaksanaan 8 aksi konvergensi di atas, Kang Bupati memaparkan inovasi-inovasi yang ditelurkan Pemkab Ponorogo. Di antaranya adalah pengangkatan Bunda Stunting, MoU dengan Kementerian Agama Kabupaten Ponorogodalam rangka mewujudkan keselarasan dan sinergi dalam pelaksanaan bimbingan perkawinan bagi calon pengantin, MoU dengan PT POS Indonesia dalam rangka membantu penyaluran bantuan pulsa bagi Tim Pendamping Keluarga (TPK) Penurunan Stunting, bekerja sama dengan ogranasasi perempuan dalam rangka sosialisasi penurunan stunting.
Dalam laporannya, Kang Bupati Sugiri Sancoko menyatakan serius dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting di Kabupaten Ponorogo. Pemerintah Kabupaten Ponorogo telah melakukan berbagai inovasi sebagai pendukung agar stunting dapat turun dengan cepat. Yakni melalui kerjasama dengan berbagai stakeholder dan sosialisasi dengan melibatkan berbagi organisasi yang ada di Ponorogo.
Ditekankan Kang Bupati, berbagai upaya ini dilakukan Pemkab Ponorogo karena sadar mengurangi angka stunting berarti menyiapkan generasi muda yang berkualitas.
“Mengurangi Stunting adalah hal yang penting untuk perbaikan kualitas generasi muda. Sehingga stunting menjadi fokus utama bagi kami, setiap petemuan atau kegiatan apapun kami lakukan untuk penyadaran tentang pentingnya mengurangi stunting,” tekannya.