Usai sudah misi Kontingen Reog Ponorogo tampil di Eropa. Diberangkatkan Kang Bupati Sugiri Sancoko (7/9) lalu, mereka kembali ke Ponorogo dan disambut oleh Kang Bupati Sugiri Sancoko di Ruang Bantarangin Graha Krida Praja Ponorogo, Senin (26/9/2022).
Selama hampir 3 pekan berada di benua biru diungkapkan Tri Setyo Perwakilan kontingen, mereka tampil di 4 negara. Yakni Tong-Tong Fair di Belanda; Library Kris Lambert Osstende dan Theatre Royal de la Monnaie Brussels di Belgia; hall Maison d’Accueil Adelle Picot Prancis, serta SAALBAU Titus Forum Frankfurt dan Indonesian Festival Frankfurt di Jerman.
Tidak hanya menunjukkan keindahan kesenian Reog Ponorogo, kontingen Reog menggelar workshop kesenian Reog Ponorogo di Paris dan Jerman. Antusiasme masyarakat Eropa menikmati, mengenal dan belajar kesenian Reog Ponorogo, ungkap Tri Setyo, sangat besar sekali. Kekaguman mereka pada tari jathil, bujang ganong, kekuatan pembarong, dan keindahan musik iringan Reog Ponorogo tidak bisa disembunyikan.
“Antusiasme ketika melihat Reog Ponorogo sangat luar biasa,” ujar Tri Setyo.
Selain misi kebudayaan, misi pariwisata dan ekonomi juga dibawa oleh kontingen Reog Ponorogo. Khususnya di Indonesia Frankfurt Festival, event pariwisata yang digelar Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) untuk pameran perdagangan dan investasi, festival kuliner, pagelaran seni budaya, forum pariwisata, forum bisnis dan berbagai workshop mengenai Indonesia.
Sementara itu, Kang Bupati Sugiri Sancoko mengungkapkan misi kebudayaan ini sangat penting untuk dilakukan. Agar Reog Ponorogo semakin terdengar di Eropa dan jalan masuk daftar ICH UNESCO semakin mulus. Selain itu, Ponorogo butuh terus memperkenalkan potensi wisata dan produk-produknya ke pasar yang lebih luas.
“Mudah-mudahan ada efek domino, baik untuk pendaftaran UNESCO maupun ekonomi, saya mimpi besar produk kita mampu dipasarkan di Eropa,” ujar Kang Bupati.
“Ponorogo harus genit, agar dunia luar melihat investasi di Ponorogo itu ternyata baik, ternyata ada masa depan, ada potensi dan tanda-tanda kehidupan. Itu butuh pameran di luar negeri,” tandasnya.