Setelah sukses meraih sertifikat Open Defecation Free (ODF) di tahun 2020 dan masuk 5 besar Se-Indonesia Kabupaten Percepatan ODF Kategori Enabling dalam Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Award tahun 2021, kini (10/10/22) Pemerintah Kabupaten Ponorogo mengikuti penilaian STBM Award berkelanjutan tahun 2022 tingkat nasional.
Kabupaten Ponorogo menjadi salah satu dari 4 kabupaten/kota di Jawa Timur yang maju dalam Penilaian STBM berkelanjutan 2022. Berlangsung secara virtual di Gedung Pusdalops Ponorogo dan dinilai langsung oleh Kementerian Kesehatan RI dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Dyah Ayu selaku Kepala Dinas Kesehatan Ponorogo memaparkan berbagai strategi yang telah dilakukan untuk memenuhi 4 pilar STBM.
Adapun empat pilar STBM, yakni cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, pengamanan sampah rumah tangga dan pengamanan limbah cair rumah tangga.
Untuk mencapai 4 pilar tersebut Pemerintah Kabupaten Ponorogo telah melakukan berbagai upaya. Mulai dari penguatan sinergi dengan berbagai pihak, sosialisasi program STBM di berbagai desa, survey 5 pilar STBM, kampanye perubahan perilaku baik secara langsung maupun lewat media sosial serta edukasi pengelolaan sampah dan limbah.
Selain itu, berbagai inovasi juga terus dilakukan. Mulai dari pengadaan membuat rintisan Pusat Daur Ulang Sampah (PDU), pembuatan TPS3R di 7 Kecamatan, nabung emas dengan sampah, dan pengoptimalan sarana Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPLT).
Inovasi dijelaskan Kang Bupati Sugiri anggaran 10 juta/rt per tahun salah satunya untuk pemasangan biopori, komposter bag, serta pemilihan dan pemilahan sampah rumah tangga.
“Kita sudah memprogramkan dan menganggarkan 1 juta per rt untuk mengelola sampah. Sehingga tiap RT sudah ada kesadaran embrio bank sampah, setidaknya ada kesadaran tidak membuang sampah sembarangan. Selanjutnya 1 juta untuk biopori tiap RT, jadi kami ingin tiap kemarau ada tabungan air. Juga ada rongga untuk menyerap air di musim hujan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Kang Bupati menambahkan bahwa pemerintah serius dalam mewujudkan Ponorogo sebagai kota STBM. Diharapkan dengan adanya penilaian ini budaya sehat dapat menjadi kebiasaan yang melekat bagi masyarakat Ponorogo.
“Kami tidak hanya mengejar piala, tapi kebiasaan atau budaya bersih harus jadi bagian dari kehidupan kita,” tandasnya.