INDUSTRI batik di Ponorogo pernah berjaya di era 1940-1970. Berbagai upaya dilakukan untuk membangkitkan kembali kejayaan ini. Salah satunya melalui pelatihan membatik seperti yang difasilitasi oleh Unit Pelayanan Terpadu Balai Latihan Kerja (UPT-BLK) Ponorogo di Balai kelurahan Jingglong Ponorogo.
Diikuti oleh 16 peserta, Ujang Mulyono selaku instruktur pelatihan mengatakan dimulai 6 April 2023, peserta dilatih membatik dalam 37 pertemuan. Setiap pertemuan dilakukan selama 8 jam.
“Pelatihan selama 37 pertemuan, tujuannya agar angkatan kerja memiliki keterampilan di bidang yang dipilih,” ungkap Ujang Mulyono.
Selama itu, semua keterampilan membatik pun diberikan. Mulai dari proses membuat desain di kain, menutup bagian dasar kain (nembok), mewarnai kain (ngobat), menghilangkan lilin dengan air mendidih (nglorot), membersihkan lilin hingga mengeringkan kain. Bahkan peserta mendapatkan keterampilan memposisikan pola batik di baju.
Baca juga :
- Resmi Dibuka, Gadung Melati Pusat Oleh-Oleh Khas Ponorogo Iniasiasi TP-PKK
- Doa untuk Ponorogo dari Kang Bupati Sugiri saat Umroh
Dengan intensitas pelatihan yang dilakukan, terang Ujang, diharapkan para peserta mampu memproduksi kain batik yang berkualitas dan layak jual. “ Para peserta sudah bisa membuat kain batik untuk baju yang berkualitas dan bisa dipasarkan. Dari ini bisa bekerja ikut orang atau memproduksi sendiri untuk dijual,” ujar Ujang.
Kemampuan sudah didapat, Wakil Bupati Bunda Lisdyarita pun meminta para peserta pelatihan memanfaatkan keterampilan tersebut dengan baik untuk meningkatkan perekonomian mereka. Salah satunya dengan membuat kelompok-kelompok kerja produksi batik. Serta memanfaatkan media sosial untuk memasarkan kain batik yang mereka produksi.
‘Saya minta ikuti pelatihan dengan baik agar usai pelatihan bisa membuat kain batik yang bisa dijual. Agar bisa berjalan bisa membuat kelompok-kelompok, manfaatkan media sosial untuk mempromosikannya,” pinta Bunda Lisdyarita ketika meninjau pelatihan, Rabu (10/5/2023).