Permasalahan irigasi yang dialami oleh petani di wilayah Sawoo dan Sambit bakal segera ditindaklanjuti oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Solo. Itu setelah Kang Bupati Sugiri Sancoko bersama BBWS Solo meninjau dan mencari akar masalah terganggunya irigasi sawah petani, Selasa (9/1/24).
“Kita tinjau lapangan problemnya apa, kemudian siapa melakukan apa biar cepat. Misal ada sedimentasi, BBWS kita ajak untuk ngeruk sedimennya. Lalu jika ada kemiringan saluran irigasi yang kurang kita fikir bersama,” ucap Kang Bupati Sugiri Sancoko usai rakor dengan BBWS Solo, di Kantor Pengelolaan Waduk Bendo di Desa Ngindeng, Kecamatan Sawoo.
Senada dengan hal tersebut, Hanif Triawan Sub Koordinator Irigasi dan Rawa BBWS Solo menyebut, pihaknya bakal mengecek ketersediaan debit air hingga kemungkinan kendala teknis lainnya.
“Apakah memang yang disampaikan dari kepala desa terjadi di musim MT3 (Red. musim tanam ketiga / musim kering), kita cek nanti, apakah secara ketersediaan itu memang kurang. Juga, terkait aspek teknis, apakah memang terjadi masalah di elevasi. Kalau memang seperti itu tentu harus ada rekayasa sehingga nanti air yang ada di saluran primer Ngindeng ini akan bisa menyuplai yang ada di Tambak Watu,” ungkapnya.
Lanjut Hanif, jika melihat dari daya tampung Waduk Bendo irigasi petani di wilayah Sawoo dan Sambit bakal tercukupi dengan baik. Mengingat dengan daya tampung 43 juta m3, Waduk Bendo diproyeksikan dapat memenuhi kebutuhan irigasi 3.300 hektar sawah di wilayah Ponorogo.
“Untuk Bendungan Bendo tampungan 43 juta kibik ini terproyeksi sekitar 7.800 hektar sawah. 3.300 hektar untuk area Bendo, 4.500 hektar untuk daerah irigasi yang ada di Madiun,” ujarnya.